Tanpa terasa bulan suci Ramadhan sudah kita lalui dan kini
sudah menjelang 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan sangatlah istimewa, karena adanya malam Lailatul Qodar yaitu malam
yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu terjadi fenomena
istimewa yang tak bisa dilihat secara nyata, namun bisa dirasakan kehadirannya, yaitu kedatangan
para malaikat yang jumlahnya sangat
banyak, berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad
raya, hingga langit terasa sesak.
Bahkan
Hadist Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu
Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan
“Lailatul
qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke
bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil” Juga terlihat dalam Surat Al
Qadr [97] ayat 4:
Di sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan ada amalan-amalan Rasulullah SAW. yang istimewa, amalan yang tidak
dikerjakannya di hari-hari yang lain. Sebagai ummatnya tentunya kita patut
meneladaninya. Apa saja amalan Rasulullah SAW. Di sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan? Mari kita simak.
Pertama, menghidupkan malam.
Menghidupkan
malam di sini mengandung kemungkinan bahwa beliau menghidupkan seluruh malamnya
atau kemungkinan pula beliau menghidupkan sebagian besar darinya. Aisyah ra
berkata:
“Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi SAW)
melakukan ibadah pada malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu
bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).
Kedua, Membangunkan keluarganya.
Amalan
kedua ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membangunkan keluarganya untuk
mengerjakan shalat sunnah pada malam-malam sepuluh hari yang terakhir. Padahal,
hal demikian tidak beliau lakukan di malam-malam yang lain.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: ia berkata: “Rasulullah SAW membangunkan keluarganya di
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Turmudzi)
Ketiga, “mengencangkan ikat pinggang”.
Maksudnya,
beliau menjauhkan diri dari menggauli istri-istrinya. Diriwayatkan bahwa beliau
tidak kembali ke tempat tidurnya sampai rampungnya bulan Ramadhan. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Anas disebutkan bahwa beliau melipat ranjangnya
dan menjauhkan diri dari menggauli istri.
Keempat, mandi antara Maghrib dan Isya.
Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata:
“Di bulan Ramadhan, Rasulullah biasanya
tidur dan bangun malam, namun jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau
mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara
Magrib dan Isya.”
Kelima, I’tikaf.
Aisyah berkata:
Aisyah berkata:
“Nabi SAW melakukan i’tikaf di sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang
melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim)
Tujuan nabi melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir ialah
untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan pikiran,
mengasingkan diri demi bermunajat kepada Allah, berdzikir dan berdoa
kepada-Nya.
Baca Juga :
- Tips Ibu Cerdas Menyambut Lebaran
- 15 Manfaat Minyak zaitun untuk Kesehatan dan Kecantikan
- 8 Makanan ini Ampuh Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke