Pesona Kawah Putih Siap Menghipnotis Anda





Ciwidey merupakan daerah yang ada di kawasan kabupaten Bandung Selatan, tepatnya di lereng gunung Patuha. Hasil letusan Gunung Patuha inilah yang melahirkan panorama alam yang sangat indah dan menakjubkan. Salah satu dampak letusan gunung merapi adalah terbentuknya kawah yang menampung belerang panas. Di sekitar gunung Patuha ini terdapat banyak kawah, baik yang masih panas maupun sudah dingin. Salah satu kawah terbesar di Gunung Patuha ini adalah Kawah Putih. Pemberian nama Kawah Putih  berdasarkan kondisi tanah disekitar kawah yang berwarna putih. Posisi Kawah Putih berada di puncak Gunung Patuha, sehingga untuk mencapai lokasi Kawah Putih harus melewati jalan mendaki sejauh 6 KM. Dari jalan raya Cimanggu.
            Setelah menempuh jalan yang mendaki dan curam Kita akan melihat keajaiban alam yang terhampar megah. Sebuah kawah berukuran cukup besar dengan air belerang berwarna putih kehijauan. Tanah di sekeliling kawah itu berwarna putih seperti pasir di pantai. Di belakang kawah tampak dinding gunung dengan warna kecoklatan legam, melihat kondisi dinding gunung akan membuat yang melihat bergidik. Karena dinding itu hanya selapis saja yaitu lapisan luar saja, dan bagian dalamnya adalah Kawah Putih. Sungguh pengalaman yang sangat unik dan tak terlupakan, berada di bagian dalam Gunung. Dinding Gunung itu terlihat begitu angkuh kokoh, tak banyak ditumbuhi tanaman sehingga tampak lapisan tanah yang mengering. Dapat dipastikan tak ada seorang pun yang sanggup mendaki dinding itu, selain kemiringannya yang hampir 90 derajat, juga pendaki tidak akan tahan hawa panas dari kawah. Ayo siapa yang berani mencoba???
            Rasa takjub Kita akan terus bertambah, manakala melihat sekeliling Kawah Putih. Pohon-pohon besar yang berada di sekitar Kawah Putih dalam kondisi meranggas kecoklatan bahkan ada yang sampai kehitaman. Daun-daunnya kering berwarna coklat, selintas pohon itu mengisyaratkan sudah mati namun anehnya pohon-pohon itu tetap kokoh berdiri. Ada yang berpendapat pohon-pohon itu meranggas akibat letusan Gunung yang sangat dahsyat, tapi ada juga yang berpendapat pohon itu meranggas karena hawa panas dari Kawah Putih. Entahlah mana yang benar, yang jelas pohon-pohon itu dalam kebisuannya menambah indah panorama alam Kawah Putih.
            Keindahan Kawah Putih tidak bisa dilukiskan hanya dengan kata-kata, umumnya yang sudah pernah berkunjung ke Kawah Putih akan merasakan kerinduan untuk kembali datang. Kawah Putih memiliki pesona tersendiri yang tidak ada di tempat lain. Karena itulah Kawah Putih menjadi salah satu primadona tujuan wisata yang paling digemari di Bandung Selatan. sehingga tak heran jika pengunjung berdatangan baik domestik maupun wisatawan mancanegara. Keindahan Kawah Putih tidak hanya mengundang wisatawan untuk menikmati, tapi juga menarik perhatian para pekerja seni untuk mengabil gambar baik untuk keperluan film maupun video klip. 

5 Fakta Lebaran di Malaysia yang Harus Diketahui



Perayaan lebaran bukan hanya milik kita, tapi juga milik negara-negara muslim lainnya, salah satunya Malaysia. Di negeri jiran tersebut sebagian besar penduduknya beragama Islam yaitu sekitar 61 %. Kaum muslimin di Malaysia sangat antusias menyambut bulan suci Ramadhan dan Lebaran. Kami merasakan suasana lebaran di sana selama 9 tahun berturut-turut. 

Menurut pengamatan kami, walaupun serumpun ada beberapa hal berbeda dalam menyambut lebaran di dua negara ini. Walaupun ada juga persamaannya yaitu tradisi mudik dan sungkeman kepada orangtua. 

Inilah 5 fakta lebaran di Malaysia yang sedikit berbeda dengan di tanah air :

Tidak ada takbir keliling
Beberapa tahun yang lalu ada seorang artis Indonesia yang memboyong keluarganya untuk merayakan lebaran di Malaysia. Dia menganggap perayaan lebaran di Malaysia akan semeriah di tanah air. Ternyata setelah sampai di sana, dia kecewa. Artis tersebut kaget karena tidak ada kemeriahan perayaan lebaran. Takbir keliling yang rencananya akan diikutinya tidak ada sama sekali. Jalan-jalan di kota besar lengang karena ditinggal mudik ke kampung-kampung.

Takbiran di Masjid hanya sebentar
Di tanah air ketika malam takbiran maka masjid akan hidup sepanjang malam dengan orang-orang yang takbiran. Nah di Malaysia hal itu tidak terjadi. Takbiran hanya diadakan sebentar setelah shalat Isya berjamaah.

Harga-harga stabil
Menjelang hari raya Idul Fitri kita sudah dimaklumkan dengan kenaikan harga-hara kebutuhan pokok. Senangnya di Malaysia ini tidak ada kenaikan harga sama sekali menjelang perayaan lebaran. Bahkan toko-toko besar berlomba mengadakan diskon besar-besaran. Sehingga penduduk di sana tidak dibuat pusing memikirkan kenaikan harga. Tips Ibu Cerdas Menyambut Lebaran

Anak yatim dan dhuafa dimuliakan
Menyantuni anak yatim dan dhuafa sangat dianjurkan. Pemerintah dan rakyat Malaysia sangat memuliakan anak yatim dan kaum dhuafa. Mereka mendapat santunan dengan cara terhormat tidak disuruh berbaris berpanas-panasan, tetapi didatangi ke rumahnya dan diberikan santunan dalam jumlah cukup banyak. Anak yatim dan dhuafa dijamin sekolah gratis bahkan sampai perguruan tinggi (sekolah kerajaan). Jauhi 6 Hal ini Karena Menyebabkan Pahala Hilang

 Jamuan raya
Satu hal yang paling menyenagkan lebaran di Malaysia ini adalah banyaknya jamuan raya. Orang-orang berada selalu mengadakan jamuan raya (open house) dan mengundang teman, kerabat, dan tetangga. Kami sering mendapat undangan jamuan raya, bahkan sebulan penuh ada saja undangan jamuan raya. Ingin Makan Enak di Hari Raya, Tapi Takut Kolesterol Tinggi, Jangan Khawatir! Coba Tips Ini



Tumbilotohe, Tradisi Unik Masyarakat Gorontalo di Bulan Ramadhan



Masyarakat Gorontalo kaya akan budaya, salah satunya adalah Tumbilotohe. Apa itu Tumbilotohe? Yaitu budaya yang sudah berlangsung selama berabad-abad, pada malam 27 Ramadhan masyarakat Gorontalo menyalakan lampu di sepanjang jalan, halaman rumah, terutama jalan menuju masjid. Tradisi ini berlangsung selama tiga hari, sampai Idul Fitri. Konon hal ini bertujuan untuk memudahkan petugas pengumpul zakat dalam menjalankan tugasnya di malam hari.

Sejarah Tumbilotohe berawal dari semangat muslim Gorontalo untuk melaksanakan itikaf di malam 27 Ramadhan, yang mana pada malam ini diyakini merupakan malam Lailatul Qodar. Pada zaman dulu belum ada listrik sehingga jalan menuju masjid gelap gulita. Maka masyarakat pun berinisiatif untuk menyalakan lampu. Pada perkembangan selanjutnya, tradisi ini berlangsung setiap tahun sampai saat ini. Walaupun penerangan listrik sudah ada.

Antusias masyarakat Gorontalo untuk melestarikan tradisi Tumbilotohe sangat luar biasa. Mereka suka rela membuat hiasan lampu dengan berbagai bentuk. Umumnya lampu terbuat dari kaleng dan botol bekas yang dipasang sumbu di atasnya.  Bahkan mereka pun membuat gapura berbentuk masjid dan bangunan lainnya. Bukan hanya jalan, halaman, dan masjid yang dihias lampu, kini gedung-gedung pemerintahan dan gedung lainnya dihias lampu juga, jadilah Gorontalo bertabur cahaya di malam 27 Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.

Tradisi masyarakat Gorontalo ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Pada tahun 2007 mendapat penghargaan dari MURI karena menyalakan lampu sebanyak 5 juta lampu. Semoga semangat Tumbilotohe tidak melunturkan makna ibadah, terutama itikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

ilustrasi Google

Jauhi 6 Hal Ini, Karena Menyebabkan Hilangnya Pahala
5 Tips Agar Mudik Berbuah Pahala
Ternyata Mudik Ada Adabnya

Kisah Unik Mobil Butut Berjuang Membantu TKI





Di Malaysia sini, mobil disebut dengan kereta. Mungkin pelesetan dari car hehe. Bagi saya dan suami, mobil alias kereta adalah barang mewah. Sampai-sampai kami tidak berani bermimpi untuk memilikinya. Tapi, pandangan itu bergeser, ketika kami tiba di Malaysia. Suami melanjutkan S-3 di tanah semenanjung ini.
Alamak, kereta bukanlah barang mewah di Malaysia. Bagaimana tidak, hampir semua keluarga memiliki kereta. Bahkan satu rumah bisa memiliki lebih dari satu kereta. Saya sempat terbengong-bengong ketika diajak ke rumah teman suami. Di sepanjang jalan, kereta-kereta baru  berderet diparkir di tepi jalan. Kereta-kereta bagus itu diletakkan begitu saja di pinggir jalan tanpa naungan. Mobil tersebut terpaksa diparkir di pinggir jalan, karena halaman rumah sang empunya kereta sudah penuh.
Usut punya usut, ternyata rakyat Malaysia memiliki kereta dengan cara kredit. Di sini kredit kereta bisa tanpa uang muka sama sekali. Walaupun ada uang muka relatif murah, kisaran di bawah lima juta. Bengong kan? Bunga kredit pun rendah dan bisa dicicil dalam jangka waktu yang lama. Makslimal 10 tahun. Kebayang kan, dengan pendapatan rata-rata penduduk di Malaysia yang lumayan tinggi, tidak sulit untuk menyicil kereta.
Saking mudahnya mereka memiliki kereta, alhasil sering gonta-ganti kereta. Ibarat kita gonta-ganti hp. Dapat diduga, harga kereta bekas anjlok. Apalagi yang sudah berusia di atas 10 tahun. Kami sering mendapati kereta setengah dibuang di pinggir jalan. Dibiarkan begitu saja, tidak dipakai atau diservis. Seorang teman iseng menanyakan salah satu kereta yang terparkir lama di bawah pohon. Tanpa diduga, kereta itu diberikan begitu saja. Memang sih kereta tua, tapi mana ada di tanah air orang buang mobil begitu saja.
Kemudahan memiliki kendaraan pribadi, berakibat kendaraan umum minim. Apalagi di daerah kampus, harus menggunakan taxi. Hal ini cukup merepotkan bagi kami. Mau tidak mau akhirnya berpikir untuk punya kereta. Gayung bersambut. Seorang teman yang sudah selesai studi, bermaksud menjual mobilnya. Sedan keluaran tahun 1978 itu hanya dihargai 1 juta. Murah banget. Kami pun bersuka cita punya mobil baru. Walaupun kondisinya tidak mentereng.
Keputusan kami membeli mobil, bukan semata untuk keperluan pribadi. Tetapi juga untuk menunjang aktifitas dakwah. Setiap akhir pekan kami harus mengisi talim di tempat tinggal TKI. Jaraknya lumayan jauh, bahkan ada yang tinggal di tengah-tengah kebun sawit. Acara talim diadakan malam hari, karena TKI bekerja pada siang hari. Sehingga kami pulang ke rumah pada tengah malam.
Kehadiran kereta tua ini sangat membantu aktifitas kami yang padat. Apalagi saya dan suami mengisi talim di tempat yang berbeda dan jaraknya jauh. Jadi suami dalam seminggu bisa dua sampai tiga kali ke tempat TKI.
Kami beberapa kali mengalami pengalaman yang menakjubkan. Mobil tua kami kondisinya tidak terlalu bagus. Mobil itu sering masuk bengkel. Ada saja yang rusak. Pernah suatu hari, kami pergi berbelanja ke supermarket. Ketika dalam perjalanan pulang, beberapa meter lagi sampai, tiba-tiba penampang setir ambruk. Dan mobil pun berhenti mendadak. Untungnya sudah dekat ke rumah. Kejadian seperti itu sering kami alami. Namun anehnya, ketika mobil dipakai untuk berdakwah tidak sekalipun mogok. Padahal jarak yang kami tempuh cukup jauh. Dengan gagahnya mobil tua itu melaju membelah gelapnya malam.
Mobil tua biasanya boros bensin. Itu pun sangat kami rasakan. Namun, anehnya seringkali kami melihat bensin hanya berkurang sedikit, ketika mobil kami bawa dinas dakwah. Kami membiayai operasional dakwah dari kantong masing-masing. Organisasi kami tidaklah memiliki uang kas yang banyak. Kami pun dengan ikhlas merogoh kocek untuk membiayai dakwah. Karena kami yakin jual beli dengan Allah adalah sebaik-baik perniagaan.
Kisah kereta tua ini, tidak hanya milik kami. Tapi juga teman-teman seperjuangan lainnya.  Ada seorang teman yang memiliki kereta tahun 70-an, suatu malam Dia mengisi talim ke tempat yang cukup jauh. Ketika pulang accu-nya bermasalah sehingga kereta itu berjalan tanpa nyala lampu satu pun, bahkan kereta itu tidak bisa distater lagi kalau sudah berhenti. Walkisah sang sopir, si empunya kereta harus berusaha supaya kereta itu tidak berhenti mendadak dan harus berjalan dalam kegelapan malam.
Sepanjang jalan dia dan istrinya tidak lepas berzikir dan berdoa untuk keselamatan, Subhanallah atas izin Allah sampai juga di rumahnya dengan selamat tidak kurang suatu apapun.
 Ada kisah lain dengan kereta yang lebih tua lagi, suatu hari Kami harus datang ke tempat yang sangat jauh sekitar 100 Km untuk mengadakan seminar. Nah teman yang satu ini lupa membayar pajak mobil, dia baru ingat ketika sudah dalam perjalanan. Di Malaysia sini sering sekali ada razia mobil yang tidak bayar pajak, kebetulan hari itu ada razia. Kalau sampai kena razia harus bayar saman sekitar Rm 500,00. Teman beserta keluarganya sudah pasrah pasti kena saman (denda). Tapi subhanallah tidak kena, padahal polisi mengawasi terus dan memberhentikan kendaraan. Alhamdulillah semuanya mengucap syukur akan pertolongan Allah.
Masih ada kisah lain tentang kereta tua. Diluar kelaziman rakyat tempatan (warga negara Malaysia), kami memilki seorang sahabat yang sangat luar biasa ditengah ujian yang dihadapinya. Sang suami menderita stroke sehingga tidak bisa berjalan. Beliau memiliki sebuah kereta Van. Kereta ini menjadi andalan kami untuk digunakan dalam aktifitas dakwah karena bisa menampung banyak orang.
Kalau kami pinjam kereta ini, si empunya kereta sudah mengisi bensin penuh. Kalau kami isi lagi bensin beliau akan marah.
“Kenapa anta tak memberikan kesempatan kepada Saya untuk berjihad di jalan Allah. Hanya kereta ini yang Kami miliki silahkan gunakan untuk dakwah,” begitu katanya dengan mata berkaca-kaca. Bahkan sekarang kereta ini digunakan sepenuhnya untuk dakwah.
Mungkin di hadapan manusia kereta-kereta tua ini tidak ada harganya, hanya dianggap seonggok barang rongsokan. Kalah mentereng dengan mobil-mobil mewah keluaran terbaru. Tapi tidak dihadapan Allah, karena kereta-kereta tua ini digunakan untuk tujuan suci “menyeru manusia ke jalan Allah”. Berkat kereta-kereta tua ini cahaya Islam kembali bersinar dari balik pohon-pohon sawit, di tengah ladang nanas bahkan di tengah-tengah kandang ayam.
Berkat kereta tua ini berapa ratus orang yang kembali dalam pelukan Islam merasakan nikmatnya bermunajat kepada Allah dan kembali merasakan indahnya jalinan ukhuwah. Bisa jadi Kereta ini kelak akan menjadi kereta surga.

Amalan Rasulullah di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan





Tanpa terasa bulan suci Ramadhan sudah kita lalui dan kini sudah menjelang 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sangatlah istimewa, karena adanya malam Lailatul Qodar yaitu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu terjadi fenomena istimewa yang tak bisa dilihat secara nyata, namun  bisa dirasakan kehadirannya, yaitu kedatangan para malaikat yang jumlahnya  sangat banyak, berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad raya, hingga langit terasa sesak.
Bahkan Hadist Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan
Lailatul qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil” Juga terlihat dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4:
            Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ada amalan-amalan Rasulullah SAW. yang istimewa, amalan  yang tidak dikerjakannya di hari-hari yang lain. Sebagai ummatnya tentunya kita patut meneladaninya. Apa saja amalan Rasulullah SAW. Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan? Mari kita simak.

Pertama, menghidupkan malam.
Menghidupkan malam di sini mengandung kemungkinan bahwa beliau menghidupkan seluruh malamnya atau kemungkinan pula beliau menghidupkan sebagian besar darinya. Aisyah ra berkata:
“Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi SAW) melakukan ibadah pada malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).

Kedua, Membangunkan keluarganya.
Amalan kedua ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membangunkan keluarganya untuk mengerjakan shalat sunnah pada malam-malam sepuluh hari yang terakhir. Padahal, hal demikian tidak beliau lakukan di malam-malam yang lain.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: ia berkata: “Rasulullah SAW membangunkan keluarganya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Turmudzi)

Ketiga, “mengencangkan ikat pinggang”.
Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli istri-istrinya. Diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sampai rampungnya bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas disebutkan bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli istri.

Keempat, mandi antara Maghrib dan Isya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata:
“Di bulan Ramadhan, Rasulullah biasanya tidur dan bangun malam, namun jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya.”

Kelima, I’tikaf.
Aisyah berkata:
“Nabi SAW melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim)
Tujuan nabi melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir ialah untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan pikiran, mengasingkan diri demi bermunajat kepada Allah, berdzikir dan berdoa kepada-Nya.