Bisnis sambil Kuliah

Saya merasa sangat beruntung, karena bisa menemani suami melanjutkan studi di negri orang. Di sini kami menemukan kisah yang sungguh luar biasa. Kisah yang tidak hanya membuat kami tergugu, tapi juga kisah yang memantik semangat kami untuk terus berusaha meraih cita-cita.

Bagi pelajar yang memboyong keluarga sambil kuliah tidaklah mudah untuk dijalani. Kehadiran keluarga tentu saja menjadi spirit bagi suami dalam menyelesaikan studi. Namun, satu hal yang tidak bisa dipungkiri, biaya hidup pun semakin membengkak. Sedangkan beasiswa yang kami terima tidak bisa menutup semua biaya hidup. Bahkan kami pun harus berjuang mati-matian ketika beasiswa terhenti atau habis sama sekali.



Saya mendapati banyak teman-teman yang mengalami hal itu. Beasiswa habis sebelum studi selesai. Jadilah para pelajar ini pontang-panting mencari nafkah sambil melanjutkan kuliah. Salah seorang mahasiswa yang sangat luar biasa yang pernah saya temui adalah seorang bapa dari tujuh anak yang bernama Sugeng Aryono. Semua anaknya dibawa ke Malaysia ketika beliau melanjutkan studi S-2 dan S-3.  Studi baru separuh jalan ketika beasiswanya habis. Pak Sugeng Aryono, tidak mudah menyerah. Ia bertekad untuk terus bertahan hingga studi selesai.

Pak Sugeng bersama istrinya memutar otak mencari jalan untuk mendapatkan rezeki dengan cara aman. Karena di Malaysia tidak sembarangan bisa bekerja. Jika visa  sebagai pelajar, maka tidak bisa digunakan untuk bekerja. Akhirnya Pak Sugeng dan istri memutuskan untuk bisnis makanan. Mereka membuat aneka kue untuk dititipkan di warung dan pasar. Penghasilan dari jualan kue belum bisa menutup semua kebutuhan hidup, maka Pak Sugeng pun berinisiatif untuk membuka rumah makan dengan menu utamanya ayam penyet dan lele penyet. Pak Sugeng menumpang di restoran milik warga Malaysia, dengan membayar sewa per-bulan. Ayam penyet Pak Sugeng langsung naik daun dan banyak disukai, terutama oleh sesama pelajar Indonesia. 



Keberhasilan Pak Sugeng ini ternyata menarik pedagang lain untuk menjual ayam penyet juga. Pak Sugeng hanya bisa tersenyum miris ketika satu persatu rumah makan ayam penyet menjamur di sekitarnya. Jerih payah Pak Sugeng tidak sia-sia, beliau akhirnya bisa meraih gelar doktor. Kami menjadi saksi perjuangannya yang luar biasa. Beliau menjadi bukti bahwa putra Indonesia bertekad baja, tidak mudah menyerah menghadapi berbagai rintangan. Di Malaysia terkenal pelajar Indonesia pintar, tekun dan ulet. Mereka pun kagum dengan keberhasilan Pak Sugeng. 



Kini Pak Sugeng sudah kembali  ke tanah air dan mengabdikan diri di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Di sela-sela kesibukannya, Pak Sugeng masih sempat mengelola restoran. Rupanya jiwa bisnis tidak pudar seiring keberhasilannya meraih gelar doktor :) .