Bisnis yang
awalnya sekedar hoby mau ga mau harus lebih serius dijalani. Dari modal dengkul
saya mulai punya modal sendiri. Dengan modal yang ada saya mulai merancang
dengan benar bisnis ini ke depan, agar terus berjalan dan menghasilkan.
Langkah
pertama, mempelajari permintaan pasar yang paling potensial.
Tidak semua jenis model pakaian disukai, demikian juga dengan pemilihan warna
dan ukuran. Dengan demikian barang jualan kita akan selalu habis. Hal ini
sangat penting untuk menghindari penumpukan barang, sehingga modal yang sedikit
bisa terus berputar.
Langkah
kedua, membangun jaringan. Awalnya saya berjualan dari bazaar
ke bazaar, namun frekwensinya tidak jelas mengandalkan adanya kegiatan besar.
Sedangkan untuk membuka toko berbenturan dengan masalah perizinan yang sangat
ketat. Maka saya mulai membentuk jaringan pemasaran yang berasal dari konsumen.
Kehadiran
mereka sangat menunjang bisnis saya, maka mereka perlu dibina dan diberi
imbalan yang setimpal. Alhamdulillah dengan kerjasama dalam suasana
kekeluargaan bisa menguntungkan kedua belah pihak. Tidak sedikit “anak buah”
saya ini melanjutkan berbisnis ketika pulang ke tanah air. Bekal ilmu berbisnis
yang saya perkenalkan dan keuntungan yang didapat menjadi jalan usaha bagi
mereka.
Langkah
ketiga, mencari relasi yang dapat dipercaya. Relasi yang saya
maksud disini adalah produsen pakaian. Saya tidak bisa kulakan langsung, hanya
mengandalkan pemesanan via telpon dan internet. Untuk itulah diperlukan relasi
yang bisa dipercaya dan mau diajak kerjasama. Alhamdulllah setelah sekian tahun
berinteraksi kami sudah merasa seperti saudara walaupun kebanyakan belum pernah
ketemu.
Langkah
keempat, manajemen keuangan yang baik. Seringkali para
pengusaha gulung tikar karena modal usaha terpakai oleh konsumsi pribadi.
Supaya usaha bisa bertahan lama maka saya berusaha tidak memakai modal untuk
menutupi kebutuhan sehari-hari. Setiap bulan dihitung dengan cermat keuntungan
yang didapat. Antara modal dan keuntungan disimpan ditempat yang berbeda
walaupun jumlahnya tidak banyak. Hal ini akan mendisiplinkan kita dalam
penggunaan uang.
Guna
menutupi kebutuhan sehari-hari yang cukup banyak, saya mulai melirik usaha
lain. Bisnis makanan perputaran uangnya lebih cepat, maka setiap Sabtu dan
Minggu saya berjualan siomay dan batagor khas Bandung. Keuntungan dari jualan
makanan inilah yang saya gunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Keuntungan
dari bisnis pakaian digunakan untuk bayar rumah, bensin, sekolah anak, dan
lain-lain.
Langkah
kelima, senantiasa mencari inovasi baru. Hal ini sangat
penting bagi siapa saja pelaku bisnis dengan jenis bisnis apapun. Jangan
sekali-kali kita meniru produk orang, justru kita harus berusaha menciptakan
produk baru. Begitu juga ketika berjualan pakaian, kita harus senantiasa
mencari model-model baru untuk dipasarkan. Hal ini untuk mengurangi tingkat
persaingan dan menjaga hubungan baik dengan sesama pedagang.
Demikian
langkah-langkah sederhana yang selama ini saya jalani dalam berbisnis,
Alhamdulillah sekarang sudah menginjak tahun kedelapan berbisnis dengan
sungguh-sungguh karena faktor kebutuhan, bukan sekedar hoby. Alhamdulillah
bisnis kecil-kecilan ini bisa turut menghantarkan seorang anak bangsa meraih
gelar Doktor. Segala puji hanya milik Allah atas segala pertolongan dan kasih
sayang-Nya.
Setelah
sekian tahun berbisnis, banyak pelajaran yang saya dapatkan. Pertama, kita
jangan pernah ragu dengan rezeki Allah selama kita mau berusaha. Kedua, usaha
kita akan semakin lancar ketika rezeki kita berkah. Bagaimana supaya rezeki
kita berkah yaitu harus memiliki nilai manfaat untuk orang lain, bukan hanya
bermanfaat untuk diri kita. Ketika ada keluarga atau teman yang membutuhkan,
ringankanlah tangan kita untuk memberi. Ketiga, ketika rezeki kita bersih, baik
caranya maupun dibersihkan dengan zakat maka pintu-pintu kesuksesan akan
terbuka lebar.